Tgl 27 Agustus lalu, publik pecinta olah raga laga (tinju
dan MMA) disuguhi sebuah gelaran duel
yang bertajuk “The Phenomenal Fight”
antara petinju tak terkalahkan Floyd Mayweather Jr. melawan juara sekaligus sang raja KO Mixed Martial Art (MMA),
Conor Mc Gregor. Duel kedua petarung
terbaik tersebut memang terkesan nyata dan mampu memuaskan hasrat pencinta olah
raga tarung. Namun sesungguhnya pertandingan dalam ‘rule tinju” tersebut
tidaklah lebih dari pertunjukan sirkus belaka. Lalu, bagaimana banyak khalayak
merasa tidak tertipu atas pertandingan
dagelan tersebut?
Kesuksesan pertunjukan duel tersebut tidak terlepas dari promosi
produk ( dalam hal ini The Phenomenal Fight
itu sendiri dan pemainnya, Mayweather dan McGregor) yang massive, sehingga masyarakat mempersepsikan bahwa pertandingan
tersebut bakal berlangsung seru dan sulit ditebak pemenangnya.
1. McGregor digambarkan sebagai salah satu petarung
MMA terbaik sepanjang masa yang mampu mengawinkan sabuk gelar juara di kelas
ringan dan kelas bulu. Dengan usianya yang masih 28 tahun, masih sangat mungkin
rekor-rekor baru dapat ditorehkan oleh sang petarung. McGregor juga terkenal
sebagai raja KO yang mampu mengkanvaskan lawannya yang juga punya nama besar di
dunia MMA dalam hitungan detik
(mengalahkan Paddy Doherty dalam 4 detik dan Jose Aldo dalam 13 detik)
2.
Mcgregor diberitakan berlatih sangat keras ,
tidak tanggung-tanggung, McGregor menunjuk mantan juara dunia kelas welter
versi IBO, Chris Van Heerden sebagai sparring
partnernya.
3.
Sebaliknya, Mayweather sepertinya mempersiapkan
dirinya dengan agak santai, bahkan Mayweather mengaku tidak berlatih selama
satu bulan karena mengalami cedera tangan. Menurut juara dunia di lima kelas
berbeda tersebut, cedera tangannya sangat berat, sehingga dia sempat mempertimbangkan
untuk membatalkan pertandingan tersebut.
4.
Saat sesi timbang badan, McGregor tampak agresif
“menyerang” Mayweather . Sebaliknya Mayweather cenderung kalem dan tidak
terlalu menanggapi ujaran calon lawannya tersebut. Mayweather juga tampak tak
terlalu peduli meski terus disoraki oleh fans McGregor yang datang ke lokasi
timbang badan.
5.
Hasil timbang badanmenunjukkan bahwa McGregor
lebih tinggi dan lebih berat daripada Mayweather. Perbedaan ini tentu saja akan
berimbas pada bobot dan jangkauan pukulan yang lebih baik dibandingkan
Mayweather.
Dengan berita tersebut di atas, masyarakat
dibuat tidak sadar bahwa sebenarnya juga ada berita dan opini lain terkait duel
tersebut yang diberitakan secara “setengah hati” sebagai berikut:
11.
Golovkin sebut duel McGregor vs Mayweather
pertunjukan sirkus dan semata-mata bisnis. Golovkin merupakan juara dunia kelas welter tak terkalahkan.
22.
Beberapa eks juara tinju dunia seperti Sugar Ray
Leonard dan Oscar De La Hoya menilai bahwa pertarungan McGregor dengan
Mayweather akan mencoreng reputasi olah raga tinju karena bisa dipastikan
Maywetaher akan menang hanya dalam beberapa ronde.
33.
Mike Tyson, legenda tinju asal Amerika Serikat
menilai bahwa pertarungan akan terjadi secara tidak berimbang dan menganggap
konyol apabila McGregor dapat meninju Mayweather
44.
Asosiasi Dokter Ringside (ARP) menilai bahwa
duel tersebut tidak dapat dimenangkan oleh McGregor. ARP yang berisi 100 dokter
ringside tersebut menganggap bahwa
pertarungan akan membahayakan McGregor. Mereka memiliki pengalaman tidak
mengenakkan ketika Tim Hague, petarung MMA yang menjajal menjadi petinju,
mengalami cedera fatal saat melawan Adam Braidwood pada bulan Juli lalu.
55.
Banyak pengamat tinju menyatakan bahwa meski
usianya sudah 40 tahun, Mayweather bukanlah petarung sembarangan. Mayweather merupakan
petinju tak terkalahkan dengan rekor kemenangan 49-0 (26 KO). Maywetaher pernah
mengalahkan petinju-petinju ternama sepeti Manny Pacquiao dan Conello Alvarez.
Mengandalkan presisi, kesabaran dan footwork
yang sangat bagus, Mayweather bakal menang mudah melawan McGregor.
Pernyataan orang-orang top di
dunia tinju tersebut seharusnya lebih
diperhatikan masyarakat karena mereka merupakan praktisi langsung yang tahu
betul bahwa McGregor tidak akan sanggup melawan Mayweather dalam peraturan ring
tinju.
Akhirnya kekuatan promosi dan pemberitaan media yang tidak berimbang
tersebut menjadikan bias informasi dalam masyarakat. Masyarakat juga dibuat
lupa terhadap pertandingan sejenis yang melibatkan Mohamad Ali vs Enoki tahun 1976 silam yang berakhir dengan
kekecewaan penonton karena mirip pertandingan sirkus. Bayangkan sebuah pertandingan tinju dimana
seorang Mohamad Ali hanya mampu melontarkan 5 pukulan sepanjang 12 ronde dengan
lawan yang lebih banyak berbaring di lantai ring. Pada era 1960-an, Ali juga pernah melawan Jim
Brown, atlet football yang ingin mencoba dunia baru menjadi petinju. Brown
sesuambar kalau dirinya secepat dan sekuat Ali. Pertarunganpun terjadi, dan
benar saja, hanya dalam 30 detik Brown langsung terkapar terkena pukulan cepat
Ali.
Akhirnya The Phenomenal Fight Mayweather vs McGregor pada 27 Juli lalu
tesebut memang cukup menghibur. Namun bagi penikmat olah raga tinju sejati,
maka pertandingan tersebut memang terlihat sangat konyol. Pertunjukan tinju tersebut
tampak diskenariokan. Tiga ronde pertama
tampak Mayweather seakan cuma berlari-lari dan pura-pura kerepotan melawan
McGregor. Setelahnya Mayweather tampak mulai bangkit dan akhirnya dituntaskan
dg meng TKO McGregor di ronde 10. Sebenanrnya
kalau diperhatikan secara jeli, seorang mayweather harusnya bisa menuntaskan
pertandingan di bawah 5 ronde.
Yach, akhirnya bisnis tetaplah
bisnis. Masyarakat awam terhibur dengan tontonan sirkus tersebut dan uang milyaran dinikmati oleh
sutradara dan sang actor.
Dalam kehidupan sehari-hari kita
juga sering tidak sadar sering termakan oleh promosi dan pemberitaan di media. Coba perhatikan dua ilustrasi di bawah ini:
1.
Dua politikus seakan-akan tampak berdebat sengit
di depan layar elektronik, hingga moderator
sampai harus menge ‘break” acara
tersebut. Padahal 2 jam setelah acara berlangsung, di sebuah restoran mewah
tampak 2 politikus tersebut makan bersama
dengan akrab karena baru selesai membicarakan komitmen untuk persetujuan
sebuah proyek besar.
2.
Dua pabrikan sepeda motor tampak
berkompetisi dengan saling klaim
memiliki teknologi tercanggih, system keamanan terbaik, harga termurah. Padahal
di lapangan golf, kedua eksekutif pabrikan motor tersebut telah menetapkan “harga bersama” dengan
keuntungan optimal bagi kedua pabrikan.
3.
Dalam sebuah acara launching penjualan perdana
sebuah proyek apartemen, dalam sehari sudah sold 70%, sehingga Anda merasa
terburu-buru untuk melakukan pembelian. Siapa pembelinya? Jangan-jangan baru
pemesanan saja, dimana yang pesan adalah pegawai, keluarga dan kolega dari yang
punya proyek itu.
Baca juga:
http://rumahkumobilku.blogspot.com/2017/07/hal-hal-yang-perlu-diperhatikan-dalam_10.html
Baca juga:
http://rumahkumobilku.blogspot.com/2017/07/hal-hal-yang-perlu-diperhatikan-dalam_10.html
Mengutip lirik lagu lama yang
dinyanyikan oleh musisi Ahmad Albar:
Dunia ini panggung sandiwara
Cerita yang mudah berubah
Kisah Mahabarata atau tragedi dari Yunani
Setiap kita dapat satu peranan
Yang harus kita mainkan
Ada peran wajar ada peran berpura pura
Mengapa kita bersandiwara
Mengapa kita bersandiwara
Sudah siapkah kita untuk menjadi lebih jeli dalam menghadapai dunia fatamorgana ini?
Cerita yang mudah berubah
Kisah Mahabarata atau tragedi dari Yunani
Setiap kita dapat satu peranan
Yang harus kita mainkan
Ada peran wajar ada peran berpura pura
Mengapa kita bersandiwara
Mengapa kita bersandiwara
Sudah siapkah kita untuk menjadi lebih jeli dalam menghadapai dunia fatamorgana ini?
0 komentar:
Posting Komentar