
Fenomena kelahiran Xpander akhir tahun lalu disambut secara
gegap gempita konsumen dan masyarakat otomotif Indonesia. Bagaimana tidak, spek
dan tampilan Xpander masih selangkah lebih unggul dibandingkan spek dan tampilan
kometitornya. Indent pun mengular tanpa bisa dibendung lagi. Bahkan harga
secondary Xpander bisa dijual lebih mahal dibandingkan harga barunya. Hal ini
persis mengingatkan kita kepada fenomena Avanza Xenia di awal-awal
kemunculannya.
Masyarakat menunggu sang petahana, penguasa pasar low MPV, grup
Astra (Avanza Xenia – red) untuk melawan balik dengan produk yang lebih
berkualitas. Prototype DN Fortisix yang rendernya muncul beberapa waktu lalu
digadang-gadang sebagai lawan yang setara bagi Xpander.

Tapi bukanlah “sang petahana” apabila mudah ditebak
strateginya. Sebagai penguasa pasar otomotif Indonesia selama beberapa decade,
tentu saja grup Astra memiliki “ahli perang” yang mumpuni dan sumberdaya yang
cukup untuk memenangkan perang jangka pendek maupun jangka panjang.
Duet All New Rush – Terios yang diluncurkan awal tahun ini
digunakan sebagai senjata pertama untuk
menggebug Xpander. Tugas suci ini sepertinya lebih diamanatkan untuk
dilaksanakan oleh All New Terios. Lho kok bisa?
Pertama, kisaran harga All New Terios sangat mirip dengan Xpander, yaitu dikisaran
Rp 190 jt an s.d Rp 250 jt an untuk wilayah jabodetabek. Memang hal yang sangat
mengejutkan ketika pihak principal Daihatsu memutuskan untuk menurunkan harga
All New Terios terhadap model lamanya, padahal dari sisi model, spek, fitur dan
mesin All new Terios jauh lebih unggul dibandingkan model lamanya.
Kedua, tipe Xpander yang paling laku adalah tipe teratasnya,
yaitu tipe Sport dan Ultimate. Hal ini menggambarkan bahwa sebagian besar
pembeli Xpander cukup paham seluk beluk kendaraan, tipe “penikmat” mobil dan
tipe pembeli yang memang ingin meng upgrade kendaraannya. Profil pembeli seperti
ini sangat cocok dengan profil pembeli Terios.
Ketiga, model, spek dan fitur All New Terios dibuat sangat
kompetitif mengungguli Xpander, seperti digital AC, ground clearance 220 mm,
lampu depan belakang yang sudah full HD, Solid Roof Rail, Emergency Stop
Signal, dll. Selain itu, All New Terios juga memiliki fitur yang terdapat pada
Xpander seperti Hill Start Assist, Vehicle Stability Control, Rem ABS dan EBD,
smart key, dll. Model All New Terios pun tidak kalah dengan Xpander, dimana
pada saat launching, teman saya yang merupakan salah satu Kepala Cabang Dealer
Honda menyatakan bahwa banyak kemiripan antara All New Terios dengan Honda CRV.
Keempat, Terios memiliki system penggerak roda belakang
dimana system ini memiliki banyak penggemar di Indonesia karena dianggap sesuai
dengan kondisi jalan di Indonesia.
Kelima, Terios telah beredar lebih dari 10 tahun sehingga
memiliki komunitas pencinta Terios yang solid (Teruci, dll.).
Keenam, Terios telah memilki image yang positif di
masyarakat sebagai mobil tahan banting
dan memiliki jaringan after sales servis yang baik serta harga jual mobil
bekas yang stabil.
Ketujuh, Kapasitas produksi pabrik Daihatsu tentu lebih
unggul dibandingkan Xpander karena mereka telah bertahun-tahun memproduksi berbagai
unit kendaraan dalam kapasitas besar. Dengan demikian antrian indent akan
semakin kecil. Hal ini tentu berbanding terbalik dengan pihak Xpander yang
terus berusaha mati-matian untuk mempertahankan konsumennya yang telah
berindent agar tidak beralih membeli mobil lain akibat panjangnya antrian
indent.
Dengan bekal dan senjata tersebut di atas, apakah Terios
mampu menggoyang pasar Xpander? Disini tim marketing dan pemasaran juga akan
memegang peranan penting suksesnya sebuah produk di pasaran. Belum lagi jika
benar DN Multisix sebagai penerus Avanza diproduksi dan dipasang di rentang
harga di bawah Xpander maka pertempuran akan semakin menjadi tidak berimbang. Pimpinan
Mitsubishi harus segera mengambil langkah-langkah strategis jika tidak ingin
Xpander bernasib serupa dengan Mitsubishi Kuda.
0 komentar:
Posting Komentar